LG G6, Layar Besar, Bodi Mungil dan Audio Sensasional
PT KONTAK PERKASA FUTURES - Dari ukuran bodinya, mungkin orang akan menebak G6 punya layar berukuran di bawah 5,5 inch, pasalnya bodi ponsel jagoan LG itu lebih mungil dari kebanyakan ponsel dengan layar 5,5 inch. Namun setelah melihat spesifikasi lengkapnya, G6 ternyata punya punya layar 5,7 inch. Dari sini saja, G6 sudah menjadi ponsel yang menarik. Ditambah lagi tambahan fitur-fitur lainnya seperti dua kamera belakang dan dukungan Quad DAC. PT KONTAK PERKASA FUTURES - Ya, G6 adalah ponsel dengan layar 5,7 inch yang sangat nyaman digenggam. Selain ukurannya yang pas, desain bodi belakangnya pun terasa pas di tangan. Ini bisa didapat karena LG menggunakan rasio layar yang berbeda dari kebanyakan ponsel, yaitu 18:9.
Sudut-sudut ponsel yang melengkung juga disebut bisa mengurangi dampak kerusakan ketika ponsel terjadi. Sama seperti beberapa ponsel LG sebelumnya, sensor sidik jari di G6 ada di bagian belakang ponsel, berada di bawah lensa dua kameranya, posisi yang mudah dijangkau oleh telunjuk. Spesifikasi Di atas kertas, spesifikasi G6 bisa dibilang tertinggal. Untuk sebuah ponsel flagship yang diluncurkan pada 2017, pemilihan Snapdragon 821 tentu mengundang banyak pertanyaan. Kenapa bukan Snapdragon 835? LG tentu punya pertimbangan sendiri dalam pemilihan prosesor itu. Namun yang jelas, untuk penggunaan sehari-hari, Snapdragon 821 yang dipasangkan dengan RAM 4 GB sudah lebih dari cukup.
Bahkan memainkan game berat di resolusi layarnya yang punya resolusi 2.880 x 1.440 pixel pun bukan jadi masalah. Snapdragon 821 pun adalah prosesor -- atau tepatnya system on a chip -- yang sudah banyak digunakan di banyak ponsel flagship lain tanpa ada keluhan apa pun. Kecuali jika anda hobi memamerkan tingginya skor yang didapat dari software benchmark sintesis, barulah hal ini menjadi masalah, karena skornya pasti akan kalah dibanding ponsel dengan Snapdragon 835. Layar Membicarakan layar, selain rasio aspeknya yang unik, G6 juga jadi ponsel pertama yang mendukung Dolby Vision dan dukungan HDR 10, yang biasanya hanya ada di televisi. Teknologi ini didesain untuk membuat gambar lebih hidup, level kontras yang lebih akurat dan sudut pandang lebih besar. Sayangnya sampai saat ini konten dengan sertifikasi semacam itu belum ada, sehingga penggunaannya belum maksimal.
Namun jangan salah, menikmati konten YouTube, Netflix dan sejenisnya di G6 adalah hal yang menyenangkan bagi mata. Setiap video terasa mempunyai kualitas gambar di atas rata-rata. Kamera G6 masih mengandalkan dua kamera belakang seperti di V20 dan G5, di mana satu kamera mempunyai focal lenght normal dengan bukaan f/1,8 dan kamera satunya punya lensa wide dengan sudut pandang 125 derajat yang punya bukaan f/2.4. Sama seperti dua ponsel sebelumnya, kamera wide angle G6 ini sangat menyenangkan untuk digunakan. Menghasilkan gambar dengan field of view yang unik, serasa membawa action cam -- seperti Go Pro -- ke mana-mana. Sementara kamera dengan lensa normalnya pun punya kualitas tinggi, bisa merender warna-warna dengan sangat indah. Performa yang sewajarnya ada di sebuah ponsel flagship dengan harga nyaris Rp 10 juta. Baterai Tak seperti V20 dan G5, baterai G6 tak bisa dilepas. Ini adalah konsekuensi yang harus diambil agar G6 bisa tahan air dan debu dengan sertifikasi IP68. Untungnya, baterai 3.200 mAh-nya bisa bertahan seharian dengan pemakaian cukup berat. Jika pun baterainya habis sebelum hari berakhir, pengisian baterai bisa dilakukan dengan cepat karena dilengkapi teknologi Quick Charge 3.0. Dari pengujian detikINET, pengisian baterai dari 0 sampai 100% membutuhkan waktu sekitar 1,5 jam. Audio Indonesia adalah salah satu negara beruntung yang kebagian G6 versi Quad DAC. Pasalnya LG hanya memasarkan G6 versi ini di sebagian negara. Di Amerika Serikat misalnya, Quad DAC itu digantikan dengan fitur charger nirkabel. Quad DAC ini punya banyak data teknis terkait distorsi, noise, kemampuan memainkan file suara dengan bitrate super tinggi dan lainnya. Namun yang terpenting adalah kualitas suara yang dihasilkan G6 tak sekadar gimmick.
Tak perlu menjadi seorang audiophile yang 'berkuping emas' untuk bisa membedakan suara yang dihasilkan G6 dengan kebanyakan ponsel pada umumnya. Banyak detail lagu yang terdengar jelas ketika diputar di G6, soundstage yang lebih luas, juga bass yang lebih berbodi. Jika dibandingkan, G6 dan V20 memang sama-sama menggunakan Quad DAC. Namun menurut detikINET kedua ponsel ini punya warna suara yang berbeda, di mana G6 arahnya lebih ke warm di mana menekankan pada sektor bass dan mid, sementara V20 lebih ke arah bright, yang menekankan sektor mid ke high. Sayangnya LG masih menerapkan sistem pendeteksi impedansi headphone pada ponsel ini, seperti V20. Alhasil pengguna tak bisa mengatur sendiri gain amplifier pada pengaturan audio. Dari pengujian detikINET, opsi normal impedance device baru bisa menyala saat menggunakan headphone dengan 50 ohm. Di bawah itu, earphone maupun headphone akan terdeteksi sebagai normal audio device. Satu kritikan untuk sektor audio G6 adalah posisi port 3,5 mm-nya yang ada pada bagian atas ponsel. Menurut detikINET, port ini akan lebih nyaman digunakan jika ditaruh pada bagian bawah ponsel.
Kesimpulan Bodi nyaman digenggam, kamera yang menyenangkan, kualitas audio yang sensasional -- dibanding ponsel pada umumnya -- dan layar yang bagus. Rasanya kelebihan-kelebihan itu sudah cukup membuat G6 menjadi ponsel yang layak beli. Dan hal di atas sudah cukup untuk menutupi fakta bahwa G6 menggunakan prosesor yang dipakai di kebanyakan ponsel flagship keluaran 2016, yaitu Snapdragon 821. Meski dari segi performa memang hal itu sama sekali tak terasa. LG G6 sudah dijual di Indonesia seharga Rp 10 juta.
Source : detik.com