Pendapatan moncer, Mahkota Group (MGRO) optimistis target Rp 3,2 triliun tercapai
PT KP PRESS - PT Mahkota Group Tbk (MGRO) optimistis mengejar pertumbuhan top line double digit untuk kinerja tahun ini. Sampai tutup tahun nanti, perusahaan sawit tersebut membidik target pendapatan sebesar Rp 3,2 triliun. Asal tahu saja, target tersebut naik sekitar 63,78% dibandingkan realisasi pendapatan tahun lalu yang sebesar Rp 1,95 triliun. Sementara itu, perusahaan juga menargetkan EBITDA sebesar Rp 105 miliar tahun ini.
KONTAK PERKASA FUTURES - Optimisme ini tidak datang tiba-tiba. Sekretaris Perusahaan MGRO Elvi mengatakan, kenaikan harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) dalam beberapa bulan terakhir menjadi alasan utama perusahaan percaya diri kinerja tahun ini bakal manis. Berdasarkan catatan perusahaan, harga jual rata-rata (HJR) CPO MGRO di sembilan bulan pertama tahun ini mencapai Rp 8.001 per kilogram (kg). Nilai tersebut lebih tinggi dibanding HJR periode sama tahun lalu yang hanya Rp 6.471 per kg.
PT KONTAK PERKASA - Kenaikan HJR yang didapat juga dibarengi oleh permintaan pasar yang positif. Buktinya, volume penjualan CPO perusahaan naik 36,76% secara tahunan atau year-on-year (yoy) menjadi sebanyak 227.179 ton pada Januari-September 2020. Sebelumnya, realisasi volume penjualan CPO MGRO pada Januari-September tahun lalu mencapai 166.104 ton. Di sisi lain, kinerja perusahaan pada tahun ini juga mendapatkan kontribusi pendapatan tambahan dari penjualan lini produk refinery baru, yakni Refined, Bleached and Deodorized Palm Oil (RBDPO). Asal tahu, MGRO baru saja mengoperasikan pabrik anyar RBDPO berkapasitas 1.500 ton per hari pada paruh pertama tahun ini.
PT KONTAK PERKASA FUTURES - “Produksi RBDPO sampai dengan September 2020 mencapai 37.947 ton dengan penjualan sebesar 35.445 ton,” kata Elvi kepada Kontan.co.id, Sabtu (17/11). Walhasil, total pendapatan MGRO di sembilan bulan pertama tahun ini loncat 85,42% secara tahunan (yoy) dari semula Rp 1,36 triliun menjadi Rp 2,53 triliun. Kalau dibandingkan dengan target pendapatan tahun ini yang sebesar Rp 3,2 triliun, realisasi pendapatan di sembilan bulan pertama tahun ini sudah mencapai 79,25%.
Hanya saja, memang MGRO masih membukukan rugi bersih periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 37,11 miliar pada Januari-September 2020 seiring pengeluaran yang naik pada beberapa pos beban. Pada Januari-September 2019 lalu, MGRO mencetak laba bersih periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 24,14 miliar. Harapan MGRO, tren harga CPO yang positif bisa terus berlanjut di sepanjang kuartal IV tahun ini. Dalam hal ini, katalis positif diharapkan datang dari upaya Pemerintah Indonesia untuk meningkatkan pemakaian CPO di tingkat domestik untuk program biodiesel serta perayaan Diwali di India pada bulan November tahun ini.
Maklumlah, permintaan CPO biasanya meningkat selama perayaan Diwali lantaran konsumsi kebutuhan minyak masak yang meningkat untuk pembuatan makanan seperti biryani dan camilan goreng seperti jelebi di India. Menurut Elvi, MGRO akan memanfaatkan peluang yang ada dengan berupaya semaksimal mungkin meningkatkan produksi CPO dan produk refinery. Selain itu, MGRO juga akan terus mencapai peluang-peluang di pasar ekspor untuk produk RBDPO. Untuk itu, MGRO mengejar target produksi RBDPO sebesar 110.000 ton hingga tutup tahun. Target pasar ekspor yang disasar untuk produk RBDPO di antaranya meliputi India, Malaysia, dan Singapura. Catatan saja, saat ini volume penjualan ekspor RBDPO mencapai 21% dari total volume penjualan ekspor RBDPO perusahaan.
“Perseroan akan secara bertahap menambah volume penjualan ekspor (RBDPO) yang tentunya disesuaikan dengan permintaan pasar dan aktif menawarkan produk melalui perusahaan-perusahaan dagang rekanan untuk tujuan ekspor negara lain,” pungkas Elvi.
Source : kontan.co.id