RI Raih Investment Grade, Ini Saham yang Siap Melesat
PT KONTAK PERKASA - IHSG pada pekan kemarin ditutup melonjak hingga 2,59%. Apa penyebabnya? Hal tersebut terutama diakibatkan oleh pengumuman kenaikan rating oleh S&P yang sudah dinanti-nanti para investor. Pengumuman tersebut menyatakan bahwa surat utang jangka panjang Indonesia mengalami kenaikan level dari BB+ menjadi BBB- (Investment Grade). Sementara itu, untuk rating surat utang jangka pendek (short term) direvisi naik menjadi A-3. PT KONTAK PERKASA - S&P juga mempertahankan outlook Indonesia masih di level positif. Keputusan S&P tersebut didorong kesuksesan tax amnesty yang berkontribusi pendapatan lebih dari US$11 miliar kepada pemerintah. Dengan kenaikan tersebut, maka seluruh lembaga pemeringkat rating di dunia telah mengeluarkan peringkatnya untuk Indonesia. Berikut ringkasan peringkat Indonesia dari beberapa lembaga pemeringkat rating di dunia selama ini. Efek Kenaikan Rating S&P Nah dengan adanya kenaikan penetapan level Investment Grade ini seperti apa dampaknya pada pasar saham? Saham apakah yang akan melaju kencang dan cocok untuk trading? Seperti yang Anda ketahui, pengumuman oleh S&P pada Jumat kemarin langsung direspons positif oleh IHSG. Hal ini terlihat dari melonjaknya level IHSG dengan penguatan hingga 2,59%! Menembus level all time highnya. Lonjakan IHSG ini tentunya tidak lepas dari pergerakan saham-saham blue chip di indeks LQ45, yang menjadi motor penggerak utama pergerakan IHSG tersebut. Lalu, bagaimanakah efeknya? Kenaikan level surat utang Indonesia akan menyebabkan risiko kredit (credit risk) akan turun sehingga global bond akan lebih diminati dan menyebabkan cost of fund turun. Adanya penurunan cost of fund tersebut terutama akan langsung dirasakan oleh saham-saham di sektor perbankan. Penurunan cost of fund tersebut menyebabkan resiko yang dimiliki oleh perbankan akan turun, sehingga menyebabkan perbankan akan dapat memberikan tingkat suku bunga dengan kredit yang jauh lebih kompetitif sehingga akan meningkatkan daya saing mereka terhadap bank asing, terutama bank-bank besar yang masuk dalam kategori buku IV seperti BBCA, BBRI, BMRI. Sementara itu, dengan pemberian tingkat suku bunga yang lebih kompetitif, perusahaan-perusahaan pun akan lebih bersemangat untuk melakukan ekspansi. Apalagi perusahaan-perusahaan di sektor consumer good, yang menjelang bulan puasa ini biasanya mengalami tingkat kenaikan penjualan tertinggi, beberapa contohnya seperti Indofood (INDF) dan Unilever (UNVR). Namun meskipun begitu, saham-saham tersebut merupakan saham Blue Chip yang memberikan keuntungan secara perlahan namun pasti. Salam profit, Ellen May
Source : detik.com