Tiga Kandidat Didesak Pertanyaan Krusial dalam Debat Pilwalkot Bandung 2018
KONTAK PERKASA FUTURES - Para peserta Pilwalkot Bandung 2018 didesak dengan pertanyaan krusial tentang persoalan Kota Bandung dalam debat pertama di Hotel BnB Metro Indah Mall, Kota Bandung, Minggu 25 Maret 2018 malam.
KONTAK PERKASA FUTURES - Para panelis yang hadir di antaranya adalah Pakar Hukum dan Tim Kebijakan Publik Pemerintah Kota Bandung Asep Warlan Yusuf, Pakar Ekonomi dan Kebijakan Publik Acuviarta Kartabi, serta Pakar Kebijakan Publik dan Gender Antik Bintari.
Dalam sesi pertama, Asep Warlan Yusuf menguji pasangan Yossi-Aries dengan pertanyaan bagaimana strategi konkret menjaga nilai kesundaan di kalangan generasi muda Bandung.
Hal itu terkait dengan ekses kebergantungan pada dunia digital yang tidak mengarah pada pelestarian budaya Sunda.
Yossi Irinato berjanji akan menekankan sektor pendidikan untuk bisa menjadi proteksi ekses negatif dunia maya terhadap generasi milenial. Kondisi saat ini dianggapnya menjadi tantangan serius agar pendidikan lewat kurikulum bisa memperkuat sisi budaya pada siswa.
"Dari sisi budaya, kami bisa memberikan proteksi dengan warisan leluhur yang bisa mendampingi anak-anak menuju masa depannya," ujarnya.
Sementara Aries menambahkan, kebijakan Pemerintah Kota Bandung sangat penting untuk memperkuat nilai budaya kepada generasi muda.
"Kami akan membentuk program yang menghidupkan budaya di kewilayahan agar kelompok seni berperan aktif sehingga anak muda bisa bergabung," katanya.
Sementara Acuviarta menanyakan kejelasan program ekonomi kreatif kepada pasangan Nurul Arifin-Chairul Yaqin Hidayat. Saat ini, kata dia, janji ekonomi kreatif sudah bergaung selama 10 tahun, tetapi belum ada perkembangan yang jelas karena masih ada ketimpangan ekonomi di tengah masyarakat.
Pasangan Nurul Arifin dan Chairul Yaqin Hidayat menjelaskan, mereka punya program ekonomi Balik Bandung. Program itu akan mempertemukan para pelaku bisnis rintisan dan UMKM dengan masyarakat kelas menengah hingga diaspora. Pertemuan itu diakomodasi oleh kemudahan sistem digital yang difasilitasi pemerintah kota.
"UMKM akan disebar per cluster tematik. Mereka akan dipertemukan dengan bantuan financial technology. Kami juga akan pertemukan mereka dengan pasar yang sehat," ujarnya.
Acuviarta Kartabi juga menanyakan kemandirian ekonomi yang ada dalam visi dan misi Oded M Danial-Yana Mulyana. Dia menanyakan sebuah program peningkatan pendapatan di tengah maraknya kebocoran dalam pemasukan pajak di Kota Bandung.
Oded M Danial menjelaskan, dia telah menerapkan program RW mandiri di sejumlah wilayah untuk menambah kolaborasi antarwarga.
"Jadi, mereka dengan nasib beruntung akan memberikan kolaborasi infaq dan sadaqah jariah kepada lingkungan RW untuk melengkapi PIPPK setiap RW," ujarnya.
Adapun Yana menjelaskan pentingnya mempermudah izin investasi untuk memperluas pekerjaan dan meningkatkan daya beli masyarakat.
Santai
Debat Pilwalkot Bandung 2018 yang dimulai pukul 19.30 dan berakhir pada pukul 22.30 itu cenderung santai. Ketiga pasangan calon masih menjaga ritme dengan program-program unggulannya.
Dengan ruangan yang tidak begitu besar, panggung berukuran 5 x2,5 meter itu diisi 6 kursi terpisah. Namun, jarak antarkandidat begitu dekat. Jarak antar kursi pasangan hanya sekitar 50 sentimeter dengan meja bulat kecil untuk tempat gelas dan bunga hias.
Meja bundar tamu VIP juga berdekatan, begitu dekat dengan panggung. Sementara para pendukung yang masing-masing hanya dibatasi 50 orang duduk rapat tanpa sekat di sisi barat aula. Meski begitu, anggota kepolisian berseragam disebar acak di tengah para pendukung.
Hiburan
Dalam setiap sesi, terdapat jeda bagi setiap pasangan untuk mempertunjukkan kebolehannya. Pada penampilan pertama, Nurul Arifin membacakan puisi, sementara Ruli mengiringi dengan gitar. Puisinya berisi tentang cinta Kota Bandung, tentang rakyat miskin, korupsi, hingga akses air untuk warga.
Dalam jeda untuk Yossi-Aries, tampil grup Sundanis yang menyanyikan jingle jargon mereka, Hebring, dengan konten hip hop berbahasa Sunda. Isinya mengajak warga memilih Yossi-Aries karena kemampuan membangun Kota Bandung.
Adapun Oded-Yana diwakili oleh sejumlah kelompok yang bernyanyi dan berjoget di atas panggung, membawakan jingle Oya, alias Oded-Yana. Musiknya berlatar reggae dan hip hop. Liriknya berisi jargon andalan, Lanjutkan Bandung Juara, yang merepresentasikan pesan akan membuat Bandung lebih juara.
Source : pikiran-rakyat.com