'Dilarang Pakai Teknologi AS, Ekonomi China Bisa Ambruk'
KONTAK PERKASA FUTURES - Kasus ZTE yang kalang kabut karena dikenai sanksi tidak dapat menggunakan teknologi Amerika Serikat dalam 7 tahun ke depan, menggambarkan bagaimana perusahaan asal China bergantung pada Negeri Paman Sam. Bahkan kasus ini bisa saja mengganggu perekonomian China. KONTAK PERKASA FUTURES - "Pelajaran yang kita ambil adalah semua perusahaan besar China sangat bergantung pada teknologi AS untuk eksistensi mereka," tulis Jean Baptiste, analis di Atherton Research yang dikutip detikINET dari Forbes. KONTAK PERKASA FUTURES - Ia menyebutkan perusahaan seperti ZTE, Huawei, Baidu, Alibaba, Tencent, Xiaomi, Didi termasuk Bank of China, China Telecom dan lainnya mengandalkan teknologi AS. "Mereka semua, dalam satu dan lain hal soal teknologi, komponen, software dan properti intelektual bergantung pada beberapa perusahaan AS seperti Apple, 3M, AMD, Applied Materials, Cisco, Corning, Google, Intel, Micron, Microsoft, Qualcomm, Seagate atau Western Digital," papar Jean. Maka menurut Jean, larangan penjualan teknologi AS ke China berpotensi melumpuhkan ekonomi China. "Jika AS memutuskan untuk memperluas larangan ini ke perusahaan China lainnya, bisa saja seluruh ekonomi China ambruk," lanjut Jean. Itulah yang menyebabkan China berambisi untuk sepenuhnya mandiri meskipun harus menduplikasi teknologi AS. Karena jika kasus yang menimpa ZTE merembet ke perusahaan lain, bisa runyam akibatnya. Seperti diberitakan, karena menjual barang secara ilegal ke Iran dan Korea Utara serta tidak menghukum pegawai yang terlibat, selama 7 tahun ke depan ZTE dilarang menggunakan teknologi AS yang sangat penting di produk mereka. Secara rinci, ZTE tak dapat menerima barang atau teknologi dari pemasok chip Qualcomm, Intel dan Micron Technology. Juga komponen optical dari Maynard, Acacia, Oclaro, Lumentum sampai software buatan Microsoft dan Oracle serta kemungkinan sistem operasi Android.
Source : detik.com