top of page

Mengubah Sampah Plastik jadi Paving Block


KONTAK PERKASA FUTURES - SAMPAH plastik saat ini menjadi isu yang paling krusial dalam penanganan masalah lingkungan di seluruh dunia. Begitu juga di Indonesia, termasuk di sepanjang aliran Sungai Citarum. Meskipun demikian, penggunaan kantong plastik masih saja marak di masyarakat. Hal itulah yang menggerakan pemuda Desa Sukapura, Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung, untuk memanfaatkan sampah plastik menjadi paving block bernilai ekonomis. PT KONTAK PERKASA - Bekerjasama dengan Satgas Citarum Harum Sektor 2, para pemuda yang berawal dari karang taruna dan itu kini bergerak bersama Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Sukapura dalam mengelola Bank Sampah Warisan Alam. Salah satu usaha utama Bumdes tersebut adalah membuat paving block berbahan dasar sampah plastik dari Sungai Citarum dan rumah-rumah warga. PT KONTAK PERKASA FUTURES - Ketua Bank Sampah Warisan Alam Rendi Firmansyah mengatakan, nasabahnya saat ini mencapai 300 kepala keluarga. Mereka sebelumnya dilayani dengan sejumlah produk mulai dari tabungan reguler, tabungan pendidikan, tabungana Ramadan, hingga tabungan kesehatan. Dari ratusan nasabah itu, Rendi melansir Bank Sampah Warisan Alam sedikitnya bisa menampung dua ton sampah plastik berupa botol setiap pekan. Botol-botol tersebut memiliki nilai ekonomis praktis karena bisa langsung dijual kembali. Meskipun demikian, Rendi tak menampik jika hal itu masih belum bisa menekan jumlah sampah plastik secara optimal. Soalnya masih banyak sampah kantong plastik yang tak bisa dijual langsung.

Digunakan di fasilitas umum

Dibantu Satgas Sektor 2 Citarum Harum, Bank Sampah Warisan Alam pun akhirnya bisa memanfaatkan sampah kantong plastik menjadi paving block. Sejauh ini, paving block tersebut digunakan di sejumlah fasilitas umum seperti kantor desa dan jalan lingkungan. Anggota Satgas Sektor 2 Citarum Harum, Ashari, mengatakan bahwa paving block berbahan sampah plastik itu mampu mendatangkan pemasukan sebesar Rp 120.000 per meter persegi untuk Bank Sampah Warisan Alam. "Saat ini, memang kapasitas mesinnya baru bisa menghasilkan 400-500 paving block setiap hari. Namun sejumlah pihak siap membantu meningkatkan kapasitas mesin di sini karena tujuan utama kami adalah menekan jumlah sampah plastik di lingkungan masyarakat, terutama di Sungai Citarum," tutur Ashari. Ashari menegaskan, selama ini langkah tersebut cukup efektif dalam menekan jumlah sampah kantong plastik. Hal itu terbukti dengan tak cukupnya lagi pasokan sampah kantong plastik untuk produksi paving block dari warga desa tersebut. "Kami selama ini menerapkan sistem jemput bola sehingga masyarakat tidak membuang sampah kantong plastik sembarangan. Sekarang, yang kami jemput di desa ini sudah tidak cukup untuk bahan baku produksi paving block dan kami mulai merambah ke desa lain," kata Ashari. Ashari berharap, langkah serupa diterapkan di desa lain sehingga masyarakat tak lagi membuang sampah kantong plastik sembarangan. Soalnya mereka bisa memanfaatkan sampah tersebut menjadi bahan baku bernilai ekonomis.

Source : pikiran-rakyat.com

Featured Posts
Check back soon
Once posts are published, you’ll see them here.
Recent Posts
Archive
Search By Tags
Follow Us
  • Facebook Basic Square
  • Twitter Basic Square
  • Google+ Basic Square
bottom of page