Data PMI manufaktur China ciamik kerek harga tembaga ke US$ 4.951 per metrik ton
PT KP PRESS - Berbagai upaya yang dilakukan bank sentral dunia dalam menangani dampak negatif pandemi virus corona memberi sentimen positif pada harga harga tembaga. Mengutip Bloomberg, Selasa (1/4), harga tembaga naik paling tinggi diantara komoditas logam industri lain. Tercatat, harga tembaga kontrak pengiriman tiga bulanan di London Metal Exchange (LME) naik 3,18% menjadi US$ 4.951 per metrik ton.
KONTAK PERKASA FUTURES - Analis Central Capital Futures Wahyu Tribowo Laksono mengatakan secara umum berbagai upaya baik kebijakan moneter maupun pemerintah melalui penggelontoran stimulus demi mencegah keterpurukan ekonomi akibat virus korona memang berdampak baik bagi pasar keuangan dan membaiknya beberapa harga komoditas termasuk, tembaga. Berbagai upaya yang dilakukan bank sentral dunia dalam menangani dampak negatif pandemi virus corona memberi sentimen positif pada harga harga tembaga.
PT KONTAK PERKASA - Mengutip Bloomberg, Selasa (1/4), harga tembaga naik paling tinggi diantara komoditas logam industri lain. Tercatat, harga tembaga kontrak pengiriman tiga bulanan di London Metal Exchange (LME) naik 3,18% menjadi US$ 4.951 per metrik ton. Analis Central Capital Futures Wahyu Tribowo Laksono mengatakan secara umum berbagai upaya baik kebijakan moneter maupun pemerintah melalui penggelontoran stimulus demi mencegah keterpurukan ekonomi akibat virus korona memang berdampak baik bagi pasar keuangan dan membaiknya beberapa harga komoditas termasuk, tembaga.
PT KONTAK PERKASA FUTURES - "Stimulus AS sebesar US$ 2 triliun yang diperuntukkan juga ke infrastruktur AS mengangkat harga baja dan tembaga," kata Wahyu, Selasa (1/4). Selain itu, faktor positif juga datang dari membaiknya data manufaktur China. Harga tembaga kembali naik setelah aktivitas pabrik di China kembali aktif dari lockdown. Tercatat data PMI (Purchasing Managers Index) manufaktur China naik dari rekor terendahnya di 35,7 pada Februari menjadi ke level 52 di Maret. Ternyata, lonjakan data tersebut didukung karena naiknya produksi dan pemesanan komponen dan menandakan perusahaan manufaktur di China siap kembali untuk melakukan ekspansi.
Source : kontan.co.id